JK Soroti Kecurangan Pilpres 2024 dalam Film 'Dirty Vote', Ungkapannya Bikin Heboh!

JK menegaskan bahwa masih banyak kecurangan yang belum terungkap, terutama di tingkat lokal

Feb 12, 2024 - 13:58
JK Soroti Kecurangan Pilpres 2024 dalam Film 'Dirty Vote', Ungkapannya Bikin Heboh!
Jusuf Kalla menyebut film Dirty Vote masih terbilang 'ringan' dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi sebenarnya.

Podnografi' Jakarta - Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, Jusuf Kalla, yang akrab disapa JK, mengomentari film dokumenter terbaru, "Dirty Vote". Film ini telah menjadi bahan perbincangan di kalangan politisi, aktivis, dan masyarakat umum sejak dirilisnya. Di dalamnya, film tersebut mengulas berbagai dugaan kecurangan yang terjadi selama proses Pemilu dan Pilpres 2024.

Meskipun memberikan apresiasi terhadap fakta dan data yang ditampilkan dalam film tersebut, JK menyatakan bahwa menurutnya, film ini baru mengungkap sekitar 25 persen dari total dugaan kecurangan yang sebenarnya terjadi. Pernyataan ini tidak hanya menyoroti ketidaksempurnaan proses demokrasi di Indonesia, tetapi juga memicu diskusi luas mengenai transparansi dan integritas dalam sistem pemilihan.

Menurut JK, film "Dirty Vote" masih belum menggali secara menyeluruh dugaan kecurangan yang terjadi di tingkat lokal, terutama di daerah-daerah dan desa-desa. Dia menyebutkan bahwa keterlibatan aparat dalam mempengaruhi masyarakat dan penyalahgunaan bantuan sosial juga merupakan aspek penting yang belum terungkap sepenuhnya dalam film tersebut.

Sementara beberapa pihak mungkin menganggap komentar JK sebagai kritik terhadap film, JK sendiri menyatakan bahwa hal ini merupakan langkah penting dalam menyadarkan masyarakat akan pentingnya kejujuran dan integritas dalam proses pemilihan. Dia menegaskan bahwa meskipun film tersebut belum mencakup seluruh spektrum kecurangan, pesan yang disampaikan tentang pentingnya pemilihan yang adil dan jujur tetaplah relevan.

Di sisi lain, film "Dirty Vote" telah meraih perhatian luas di masyarakat. Dengan menampilkan tiga ahli hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar, film ini memberikan sudut pandang yang mendalam tentang bagaimana instrumen kekuasaan dimanfaatkan untuk memenangkan pemilu, bahkan jika hal itu melanggar prinsip-prinsip demokrasi.

Rumah produksi WatchDoc, yang bertanggung jawab atas pembuatan film ini, telah berhasil menggugah kesadaran publik akan pentingnya menjaga integritas dalam proses politik. Dengan terus menyoroti isu-isu seperti kecurangan dalam pemilihan, diharapkan akan tercipta kesadaran kolektif yang lebih besar tentang pentingnya reformasi sistem politik dan demokrasi yang lebih transparan dan akuntabel.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow