Prabowo Subianto Raih Suara Mayoritas dalam Pemilu, AS Tekankan Pentingnya Isu HAM dalam Pesan Kepada Calon Presiden Terpilih
Penghitungan suara yang masih berlangsung di Indonesia tetap dipantau secara cermat oleh Amerika Serikat
Podnografi' Jakarta - Dalam sebuah pengumuman resmi, Pemerintah Amerika Serikat memberikan ucapan selamat kepada calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, atas kemenangan telaknya dalam pemilihan presiden Indonesia. Meskipun AS menyoroti catatan hitam Prabowo terkait hak asasi manusia (HAM), pesan tersebut juga mencerminkan sinyal kuat akan dukungan terhadap kerja sama strategis kedua negara.
Gedung Putih, melalui Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengesampingkan isu-isu HAM, hak-hak sipil, dan nilai-nilai demokrasi dalam hubungannya dengan Indonesia. Kirby menyatakan bahwa Presiden AS, Joe Biden, tidak akan segan-segan untuk mengungkapkan keprihatinan terkait isu-isu tersebut.
"AS tak akan pernah menyerah untuk memperhatikan dan memperjuangkan isu hak asasi manusia, hak-hak sipil, serta nilai-nilai demokrasi di Indonesia," ujar Kirby dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada Selasa (5/3).
Meskipun Prabowo Subianto memiliki riwayat yang kontroversial, terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus penghilangan paksa aktivis pada 1998, serta larangan masuk ke AS yang dicabut setelah menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, AS menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia yang baru terpilih.
Berdasarkan hasil real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) per Rabu (6/3), Prabowo Subianto berhasil memenangkan pemilihan presiden dengan perolehan 58,82 persen suara dari 78,10 persen suara yang masuk ke KPU. Hasil ini jauh mengungguli dua rivalnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Pesan positif dari AS terkait kesuksesan pemilu serentak pada 14 Februari lalu juga disampaikan oleh Kirby. "Presiden [Biden] menantikan untuk segera terlibat dengan pemerintahan baru dan untuk memperkuat kerja sama kami di bawah kemitraan strategis," ujarnya.
Meskipun pesan ini menyoroti isu HAM, pesan dari pemerintah AS juga mencerminkan harapan untuk melanjutkan dan memperkuat hubungan strategis antara kedua negara, dengan fokus pada kerja sama yang lebih erat di masa depan.
What's Your Reaction?