Rekor Panas Global: Tahun 2023 Diperkirakan Jadi yang Terpanas, Suhu Sentuh 2 Derajat Celsius di Atas Level Pra-Industri
Prediksi menjadikan tahun 2023 sebagai tahun terpanas dalam sejarah dengan dampak kekeringan, kebakaran hutan, dan badai dahsyat
Podnografi' Jakarta - Lembaga pemantau iklim Copernicus Eropa merilis laporan mengejutkan pada Jumat (17/11), mengungkap bahwa suhu rata-rata global mencapai 2 derajat Celsius lebih panas dari level pra-industri, suatu pencapaian pertama dalam sejarah iklim Bumi. Bulan-bulan dengan suhu yang mencengangkan memperkirakan tahun 2023 sebagai tahun terpanas yang tercatat, membawa dampak kekeringan, kebakaran hutan, dan badai dahsyat di seluruh dunia.
Data terbaru dari Layanan Perubahan Iklim Uni Eropa (C3S) menunjukkan bahwa pada 17 November, suhu global mencapai 2,07 derajat Celsius di atas rata-rata pra-industri. Sebuah puncak rekor yang terus berlanjut hingga Sabtu, dengan suhu sekitar 2,06 derajat Celsius di atas rata-rata pra-industri.
Perjanjian Paris mengikat 195 negara untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius di atas level pra-industri. Meskipun harian melebihi ambang batas 2 derajat Celsius, hal ini tidak secara langsung melanggar perjanjian tersebut karena mengacu pada rata-rata suhu selama beberapa dekade.
Para ahli iklim mendesak tindakan lebih lanjut untuk menghindari dampak besar pemanasan global, seperti gelombang panas ekstrem, badai super, dan mencairnya lapisan es. Meskipun tidak melanggar Paris Agreement, data ini memperingatkan bahwa kita semakin mendekati ambang batas yang ditetapkan.
Oktober 2023 mencatat suhu 1,7 derajat Celsius di atas rata-rata pra-industri, dan suhu rata-rata global sejak Januari merupakan yang tertinggi sejak tahun 1940, mencapai 1,43 derajat Celsius di atas rata-rata tahun 1850-1900.
Laporan tahunan Emission Gap dari Program Lingkungan PBB menyoroti 86 hari suhu melebihi 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri hingga awal Oktober. Meskipun belum melanggar ambang batas Paris, hal ini menandakan bahwa dunia semakin dekat dengan konsekuensi yang tak terelakkan.
Pemimpin dunia diharapkan memberikan tanggapan serius terhadap laporan ini saat bertemu pada Konferensi COP28 di Uni Emirat Arab pada 30 November hingga 12 Desember. Konferensi ini dianggap sebagai kesempatan untuk mengevaluasi Perjanjian Paris dan merancang langkah-langkah perbaikan yang mendesak.
What's Your Reaction?