Ancaman AS kepada Korea Utara: Serangan Nuklir Berakibat 'Berakhirnya Rezim Kim Jong Un'
Presiden Joe Biden mengulangi ancamannya, menyatakan serangan semacam itu akan berdampak serius pada rezim Kim Jong Un
Podnografi' Jakarta - Amerika Serikat dan Korea Selatan secara tegas mengulangi ancaman terhadap Korea Utara dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Sabtu (16/12). Dalam peringatan yang telah disuarakan sebelumnya, Amerika Serikat memperingatkan bahwa setiap serangan nuklir dari Korea Utara akan menyebabkan 'berakhirnya rezim Kim Jong Un.' Pernyataan ini kembali memicu ketegangan di wilayah Asia Timur, menyoroti kompleksitas hubungan geopolitik di antara negara-negara tersebut.
Pernyataan tersebut juga menegaskan komitmen Amerika Serikat untuk memberikan perlindungan terhadap Korea Selatan, sekutu utama di kawasan tersebut. Respons cepat, luar biasa, dan tegas dijanjikan sebagai tanggapan terhadap setiap serangan nuklir yang ditujukan kepada Korea Selatan.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, yang sebelumnya telah mengeluarkan peringatan serupa pada April, kembali menegaskan bahwa serangan nuklir oleh Korea Utara akan berakibat serius dan berpotensi mengakhiri pemerintahan Kim Jong Un. Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, sebelumnya juga mengingatkan bahwa serangan semacam itu akan menyebabkan 'berakhirnya rezim Kim.'
Sementara Korea Utara telah mendeklarasikan dirinya sebagai negara dengan kekuatan nuklir yang tak dapat diubah, mereka terus melanjutkan program nuklirnya, yang dianggap sebagai bagian integral dari strategi kelangsungan hidup negara tersebut. Langkah-langkah provokatif seperti peluncuran satelit mata-mata militer baru-baru ini telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Dalam konteks ini, ketidakpastian geopolitik terus menghangat, menciptakan tantangan besar dalam menjaga stabilitas regional. Ancaman 'berakhirnya rezim Kim' menjadi sorotan utama dalam dinamika kompleks hubungan antara Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Korea Utara.
What's Your Reaction?