Krisis Papua Nugini: Desakan Mundur Terhadap PM Marape, Kerusuhan dan Frustrasi Masyarakat Capai Puncak

Desakan mundur dianggap sebagai upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat

Jan 22, 2024 - 21:08
Krisis Papua Nugini: Desakan Mundur Terhadap PM Marape, Kerusuhan dan Frustrasi Masyarakat Capai Puncak
PM Papua Nugini James Marape didesak mundur usai kerusuhan di negara itu.

Podnografi' Jakarta - Papua Nugini, negara tetangga Indonesia, tengah berada dalam pusaran krisis nasional setelah dua pekan lalu ibu kotanya, Port Moresby, dilanda kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan. Keadaan semakin rumit dengan desakan untuk mengundurkan diri Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, yang datang dari sejumlah pejabat dan politikus di negara tersebut.

Salah satu tokoh yang memberikan desakan kuat adalah Allan Bird, anggota parlemen dan Gubernur Sepik Timur. Bird menilai bahwa kepolisian tidak dapat dihukum sepenuhnya atas kekacauan tersebut dan menegaskan perlunya pertanggungjawaban yang lebih luas.

"Dalam situasi ini, Anda tidak bisa menghindar. Kita semua harus bertanggung jawab atas kekacauan ini," ujar Bird dalam pernyataannya. Dia menambahkan bahwa kerusuhan tersebut merupakan noda terbesar dalam sejarah Papua Nugini, mencoreng reputasi seluruh anggota parlemen dan penentu kebijakan.

Faktor-faktor seperti krisis tenaga kerja dan kenaikan harga kebutuhan pokok memperburuk frustrasi masyarakat, menjadi pemicu utama aksi kerusuhan yang menelan korban sebanyak 22 orang, dengan banyak kasus pemerkosaan, dan merusak pusat bisnis.

Pada front politik, Gubernur Morobe, Luther Wenge, juga menambah tekanan dengan menyuarakan desakan agar PM Marape mundur. Wenge melihat langkah ini sebagai cara untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Meskipun tetap berada di Partai Pangu, Wenge mendesak perubahan kepemimpinan di partai tersebut.

Krisis ini mencerminkan ketidakmampuan pemangku kepentingan dalam menangani isu-isu krusial di Papua Nugini. Hal ini semakin meningkatkan tekanan terhadap kepemimpinan Marape dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai stabilitas politik dan ekonomi negara tersebut.

Pemerintah Papua Nugini saat ini berada dalam situasi darurat nasional, dengan masyarakat menuntut tanggapan cepat dan solusi konkret dari pemerintah. Sementara itu, komunitas internasional juga mengamati perkembangan di negara ini dengan seksama, menyadari dampak potensial terhadap stabilitas regional.

Pertanyaan besar kini menggantung: Apakah Marape akan mempertahankan kursi kekuasaannya atau mengindahkan desakan untuk mundur? Bagaimana pemerintah akan menanggapi tuntutan masyarakat yang semakin keras? Dan apakah Papua Nugini dapat pulih dari krisis ini, menjaga stabilitas politik dan ekonominya di tengah tekanan yang semakin meningkat? Situasi ini menyulut ketegangan yang mendalam dan menjadi sorotan utama di dunia internasional, menempatkan Papua Nugini di pusat perhatian global.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow