Tenggelamkan Kehidupan di Gaza Selatan, Agresi Israel Terus Memuncak Meski Gencatan Senjata Berakhir
Gencatan senjata yang berakhir membuka babak baru ketegangan di kawasan Gaza
Podnografi' Jakarta - Israel terus melancarkan serangan udara ke sejumlah titik di Jalur Gaza, khususnya di wilayah selatan, setelah gencatan senjata berakhir pada Jumat (1/12). Fokus agresi kali ini adalah Kota Khan Younis, dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan bahwa serangan ke Gaza Selatan tidak hanya sebanding dengan yang terjadi di Gaza Utara, tetapi bahkan akan lebih intensif.
Sejak awal agresi pada 7 Oktober lalu, Israel awalnya memusatkan serangan ke wilayah Gaza Utara yang berbatasan langsung dengan Israel. Namun, seiring berjalannya waktu, analisis intelijen menyatakan bahwa pemimpin milisi Hamas, terutama komandan dari Brigade Al Qassam, telah mengungsi ke Gaza Selatan, menciptakan pergeseran fokus serangan.
Pejabat AS yang mengetahui hal ini menjelaskan bahwa para pemimpin Hamas diutus ke wilayah selatan setelah Gaza Utara diserang habis-habisan. Meskipun belum jelas apakah analisis ini berasal dari intelijen Washington atau Tel Aviv, namun serangan Israel di Gaza Selatan tampaknya berupaya menargetkan posisi pemimpin milisi Hamas yang bersembunyi di sana.
Menariknya, agresi Israel terhadap Gaza Selatan terjadi meskipun AS telah memberikan tekanan dan peringatan agar Israel tidak melancarkan serangan serupa di wilayah tersebut. Sebagian besar warga Palestina di Gaza Utara telah mengungsi dan mencari perlindungan di Gaza Selatan sejak dimulainya agresi Israel.
Dalam upaya untuk melindungi warga sipil yang berada di Gaza Selatan, pemerintahan Presiden Joe Biden disebut telah berdiskusi dengan Israel. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah memindahkan warga sipil yang berlindung di wilayah selatan untuk kembali ke Gaza Utara setelah serangan di sana benar-benar berakhir.
Meskipun demikian, ketidakpastian dan kekhawatiran masih menyelimuti nasib ribuan warga Palestina di Gaza Selatan, yang kini menjadi pusat intensifikasi konflik dan agresi Israel.
What's Your Reaction?