Kementerian Kominfo Peringatkan Bahaya Deepfake, Terutama pada Perempuan
Kasus sextortion melibatkan penipuan dengan membuat deepfake menggunakan foto-foto normal yang tersedia di media sosial untuk memaksa korban membayar tebusan
Podnografi' Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia memberikan peringatan serius terkait penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan (AI), khususnya dalam bentuk deepfake, yang semakin meningkat dan rentan menargetkan perempuan. Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, mengungkapkan bahwa deepfake, menggunakan AI untuk menciptakan konten palsu, sering kali digunakan dalam konteks pornografi untuk merugikan perempuan.
Menurut Nezar, terdapat peningkatan yang mencolok dalam jumlah video deepfake yang tersebar secara global, mencapai 95.820 pada tahun 2023. Deepfake dapat disalahgunakan untuk berbagai tujuan, termasuk penipuan, penyebaran disinformasi, dan pemerasan, seperti yang diingatkan oleh Biro Investigasi Federal AS (FBI). Kasus sextortion yang melibatkan deepfake semakin mengkhawatirkan, di mana konten palsu yang sangat realistis diciptakan untuk memaksa korban membayar tebusan.
FBI mencatat bahwa para pelaku dapat dengan mudah mengambil foto-foto dari media sosial korban dan menggunakan algoritma pembelajaran mendalam untuk mengubahnya menjadi konten seksual palsu. Dalam beberapa kasus, foto atau video palsu ini diberikan kepada korban sebagai ancaman atau diposting secara online.
Deepfake bukan hanya isu keamanan siber, tetapi juga menciptakan risiko keamanan personal, terutama bagi perempuan yang menjadi target utama. Kementerian Kominfo menekankan perlunya kesadaran dan perlindungan terhadap perempuan terkait risiko deepfake ini. Seiring dengan peningkatan kasus, langkah-langkah pencegahan dan perlindungan terhadap penyalahgunaan teknologi ini menjadi semakin mendesak.
What's Your Reaction?