Biden Tolak Seruan Gencatan Senjata di Gaza dari Jokowi Cs, Mengutamakan Perdamaian yang Berkelanjutan

Podnografi' Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menolak seruan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, meski mendapat desakan dari berbagai pihak, termasuk Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Dalam sebuah op-ed yang diterbitkan pada Sabtu (18/11), Biden menyatakan bahwa gencatan senjata tidak akan menciptakan perdamaian yang berarti, mengutip keyakinannya bahwa Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, tidak akan berhenti dengan gencatan senjata.

Menurut Biden, setiap kali terjadi gencatan senjata, Hamas menggunakan waktu tersebut untuk membangun kembali persediaan roket dan memposisikan kembali pejuang mereka. Dalam artikelnya, Biden menegaskan bahwa tujuannya adalah mengakhiri konflik di Gaza untuk selamanya, bukan hanya menghentikannya sementara. Ia juga menyerukan Israel untuk menghormati hukum humaniter internasional dan meminimalisir jatuhnya korban sipil dalam aksinya di wilayah Palestina.

Biden menekankan bahwa solusi dua negara, di mana Gaza harus dipersatukan kembali di bawah struktur pemerintahan tunggal di bawah Otoritas Palestina yang direvitalisasi, adalah satu-satunya cara untuk mengatasi konflik yang telah berlangsung lama. Dalam konteks Tepi Barat, Biden menyatakan kesiapannya untuk mengeluarkan larangan visa bagi para pelaku kekerasan terhadap warga Palestina.

Meskipun berbagai pihak, termasuk Indonesia, Brunei, dan Malaysia, telah mendesak gencatan senjata di Jalur Gaza, Biden menilai bahwa fokus seharusnya bukan hanya pada menghentikan perang saat ini tetapi juga pada mengakhiri akar masalah dan membangun kesejahteraan yang lebih kuat di seluruh Timur Tengah.

Desakan untuk gencatan senjata di Gaza telah menjadi sorotan dalam pertemuan internasional, termasuk pada pertemuan APEC Economic Leaders' Golden Gate Declaration di San Francisco, di mana Indonesia bersama Brunei dan Malaysia menyerukan gencatan senjata yang segera, tahan lama, dan berkelanjutan. Meski Biden menolak seruan tersebut, upaya untuk mencapai perdamaian di wilayah tersebut terus menjadi perhatian dunia internasional.