Bos Bappenas Tegaskan Strategi Hilirisasi Tidak Ugal-Ugalan, Menyikapi Kritik Cak Imin
Bappenas mendorong investasi yang tidak hanya mengutamakan eksploitasi sumber daya alam, tetapi juga teknologi untuk mendukung pembangunan industri
Podnografi' Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, memberikan penjelasan tegas terhadap kritik yang dilontarkan oleh cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, terkait kebijakan hilirisasi pemerintahan Jokowi. Dalam pernyataannya di Gedung Bappenas pada hari Selasa (30/1), Suharso membantah klaim Cak Imin yang menyebut hilirisasi sebagai tindakan "ugal-ugalan" dan merusak lingkungan.
"Enggak, pemerintah masa mau ugal-ugalan. Apalagi Bappenas enggak akan ugal-ugalan. Kami kan yang merencanakan, yang merancang apa yang patut untuk kita buka investasi," ungkap Suharso.
Suharso menjelaskan bahwa Bappenas tidak hanya mendorong investasi untuk eksploitasi sumber daya alam seperti nikel, bauksit, dan emas, tetapi juga berfokus pada penerapan teknologi yang mendukung pembangunan industri di Indonesia. Tujuannya adalah menghindari investasi yang hanya mengeruk kekayaan alam tanpa memberikan nilai tambah teknologi.
"Jangan sampai kemudian orang datang investasi hanya mengeruk saja, di bawa ke sana. Kemudian kita gigit jari," tambahnya.
Kritik Cak Imin terhadap hilirisasi diungkapkan dalam debat sebelumnya, di mana ia menyatakan kekhawatirannya terkait dampak negatif terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan.
"Sulteng (Sulawesi Tengah) pertumbuhan ekonominya 14 persen, tapi rakyatnya masih miskin. Hilirisasi apa yang mau akan kita lakukan? Sementara ilegal masih terus berlanjut," ujar Cak Imin.
Meskipun demikian, Bappenas menegaskan bahwa upaya hilirisasi yang mereka rencanakan memiliki tujuan yang jelas dan tidak dilakukan dengan sembrono. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengelola sumber daya alam secara bijak demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
What's Your Reaction?