Kasus "Kopi Sianida" Mirna Salihin: Fakta-fakta dan Keraguan yang Terungkap
Kembali menjadi perbincangan setelah film dokumenter "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso tayang di Netflix.
PODNOGRAFI' Jakarta - Kasus pembunuhan Mirna Salihin yang terkenal dengan julukan "Kopi Sianida" telah lama menjadi topik perbincangan di Indonesia. Namun, dengan dirilisnya film dokumenter "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso" di Netflix, kasus ini kembali menjadi sorotan publik. Sejumlah fakta dan keraguan baru telah terungkap, yang menggoyang keyakinan tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam tragedi ini.
1. Penemuan Sianida dalam Tubuh Mirna
Salah satu poin utama yang disorot adalah penemuan sianida dalam tubuh Mirna Salihin. Awalnya, pihak keluarga menolak untuk melakukan autopsi, tetapi kemudian setuju untuk mengambil sampel dari isi lambung, darah, hati, dan urine Mirna. Hasil awal dari pemeriksaan di Puslabfor (Laboratorium Forensik Polri) menyatakan bahwa tidak ada sianida yang ditemukan. Namun, kemudian dalam autopsi yang dilakukan oleh dr. Djaja Surya Atmadja, ditemukan sianida dalam kadar kecil (0,2 mg) di lambung Mirna.
2. Kadar Sianida yang Ditemukan
Dr. Djaja Surya Atmadja, ahli forensik yang terlibat dalam kasus ini, menjelaskan bahwa kadar sianida yang ditemukan dalam tubuh Mirna sangat rendah. Sianida bisa mematikan jika masuk ke dalam darah, bukan hanya lambung. Dalam tubuh Mirna, tidak ada tiosianat yang ditemukan dalam hati, darah, dan urine, yang seharusnya ada jika sianida memasuki sistem peredaran darah.
3. Warna Kulit Mirna
Dr. Djaja juga mencatat bahwa kulit Mirna tidak berwarna merah terang seperti yang biasanya terjadi pada korban keracunan sianida. Sebaliknya, kulitnya berwarna biru, yang tidak sesuai dengan gejala keracunan sianida.
4. Dosis Mematikan Sianida
Dalam penjelasannya, dr. Djaja mengungkapkan bahwa dosis mematikan sianida jika dikonsumsi adalah antara 150 hingga 250 mg. Sementara itu, jumlah sianida dalam tubuh Mirna tidak mencapai dosis tersebut.
5. Kesimpulan dan Keraguan
Dari hasil pemeriksaan dan analisis tersebut, dr. Djaja menyimpulkan bahwa kematian Mirna Salihin bukan disebabkan oleh sianida sebagaimana yang diyakini publik. Namun, ia tidak dapat memastikan penyebab kematian sebenarnya karena jasad Mirna tidak diotopsi.
Pertanyaan yang Tersisa
Kasus "Kopi Sianida" Mirna Salihin kembali menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Dengan keraguan yang muncul terkait penemuan sianida dalam tubuh Mirna, banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apakah kematian Mirna benar-benar disebabkan oleh sianida? Jika tidak, apa penyebab sebenarnya? Siapa yang bertanggung jawab atas kematian tragis ini?
Pada akhirnya, kasus ini menunjukkan bahwa kebenaran dalam kasus kriminal bisa sangat kompleks dan sulit diungkap. Film dokumenter "Ice Cold" telah membangkitkan pertanyaan baru, dan mungkin, suatu hari, kasus ini akan terpecahkan dengan lebih jelas.
What's Your Reaction?