Kasus Mirna Salihin: Melihat Lebih Dalam dari Laporan Forensik

keluarga Mirna yang menolak keras otopsi akhirnya berubah pikiran dan mengizinkan dr. Djaja Surya Atmadja, seorang ahli forensik dan dosen Universitas Indonesia, untuk melakukan otopsi terbatas.

Oct 7, 2023 - 13:44
Kasus Mirna Salihin: Melihat Lebih Dalam dari Laporan Forensik
Terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, saat menghadiri sidang perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2016).

PODNOGRAFI' Jakarta Kasus pembunuhan Mirna Salihin dan dugaan keterlibatan Jessica Wongso telah menjadi perdebatan panjang sejak tahun 2016. Namun, baru-baru ini, ketika film dokumenter Netflix, "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso," dirilis, muncul perdebatan baru yang mempertanyakan kesahihan bukti-bukti yang digunakan dalam persidangan.

1. Proses Otopsi yang Kontroversial

Salah satu poin penting yang muncul dalam film dokumenter adalah proses otopsi yang dilakukan pada jasad Mirna Salihin. Awalnya, keluarga Mirna menolak keras otopsi, namun beberapa hari kemudian mereka berubah pikiran dan mengizinkan dr. Djaja Surya Atmadja, seorang ahli forensik dan dosen Universitas Indonesia, untuk melakukan otopsi terbatas. Hanya sampel-sampel dari isi lambung, darah, hati, dan urine yang diambil.

2. Temuan Sianida yang Dipertanyakan

Menurut dr. Djaja, sianida ditemukan dalam kadar kecil, yaitu 0.2 mg, di lambung Mirna. Namun, dr. Djaja berpendapat bahwa sianida tersebut muncul akibat pembusukan dan tidak cukup untuk menyebabkan kematian. Selain itu, tidak ada tiosianat, yang biasanya hadir dalam kasus keracunan sianida, ditemukan di dalam hati, darah, dan urine Mirna.

3. Wajah Mirna yang Berwarna Biru

Poin lain yang diangkat oleh dr. Djaja adalah warna wajah Mirna. Biasanya, korban keracunan sianida memiliki warna merah terang pada kulitnya setelah kematian. Namun, Mirna memiliki warna biru, yang tidak konsisten dengan keracunan sianida.

4. Kesimpulan dan Implikasi

Berdasarkan temuan-temuan ini, dr. Djaja menyimpulkan bahwa kematian Mirna Salihin bukan disebabkan oleh sianida sebagaimana yang diyakini oleh publik dan persidangan. Namun, ia tidak dapat memastikan penyebab kematian sebenarnya karena jasad Mirna tidak diotopsi secara menyeluruh.

5. Peninjauan Ulang Kasus

Dalam konteks temuan baru ini, muncul pertanyaan tentang perlunya peninjauan ulang kasus. Apakah bukti-bukti yang ada cukup kuat untuk mempertahankan vonis Jessica Wongso? Apakah ada bukti tambahan yang perlu dicari untuk memahami lebih dalam penyebab kematian Mirna Salihin?

Kasus ini, yang sudah panjang dan kontroversial, kembali membuka luka lama dan menimbulkan pertanyaan baru. Bagaimanapun, kebenaran sejati mungkin hanya akan terungkap melalui investigasi yang teliti dan transparan.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow