Nakes Mabuk Dalam Pelayanan Pasien, RSUD Kabupaten Bintan Putuskan Pemecatan

Keluarga korban kecelakaan mengadukan perilaku mencurigakan petugas rumah sakit

Mar 6, 2024 - 14:10
Nakes Mabuk Dalam Pelayanan Pasien, RSUD Kabupaten Bintan Putuskan Pemecatan
Tenaga kesehatan di RSUD Kabupaten Bintan, Kepri, dipecat karena ketahuan dalam kondisi mabuk saat menangani pasien kecelakaan.

Podnografi' Jakarta - Pada malam Sabtu (2/3), RSUD Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, diramaikan dengan kejadian kontroversial ketika seorang tenaga kesehatan (nakes) honorer di bagian radiologi, JS (26), tertangkap mabuk saat menangani pasien korban kecelakaan lalu lintas. Pemecatan yang kontroversial ini telah diumumkan kepada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Pemerintah Kabupaten Bintan, mengundang perhatian publik terkait etika dan profesionalisme dalam pelayanan kesehatan.

Kejadian ini mencuat setelah keluarga korban mengadu terkait sikap tidak profesional JS dalam memberikan pelayanan. Menurut keterangan dari Kasi Humas RSUD Bintan, Supatmi, keluarga merasa terganggu karena JS terlihat dalam keadaan mabuk saat sedang menangani pasien. "Keluarga pasien tidak terima, cium mulutnya bau minuman. Kebetulan malam itu, dia piket di bagian ruang radiologi," ungkap Supatmi.

JS, yang baru dua bulan bekerja di RSUD Bintan, diketahui tidak mabuk di dalam rumah sakit, melainkan di luar jam kerja. Dia masuk kerja setelah mengonsumsi tuak dan bertugas pada piket malam. Keputusan pemecatan ini diambil setelah rapat bersama Komite RSUD Bintan yang menyimpulkan bahwa perilaku JS mengganggu pelayanan rumah sakit.

Kepala Bagian Humas RSUD Bintan menegaskan, "Iya, kita lakukan pemecatan, setelah kita lakukan rapat bersama Komite RSUD Bintan, karena tidak mungkin kita pertahankan dia. Karena mengganggu pelayanan Rumah Sakit." Pasca-insiden, JS diamankan oleh pihak keamanan rumah sakit dan dilarang untuk bekerja lagi di RSUD Bintan.

Peristiwa ini memunculkan pertanyaan serius terkait proses rekrutmen dan pengawasan terhadap tenaga kesehatan, khususnya para honorer di rumah sakit. Dalam konteks ini, RSUD Bintan menjadi sorotan terkait kebijakan dan kontrol yang diterapkan dalam memastikan kualitas pelayanan kesehatan.

Meskipun kasus ini menjadi sorotan publik, RSUD Bintan berkomitmen untuk terus meningkatkan standar pelayanan dan memastikan insiden serupa tidak terulang di masa mendatang. Seiring berjalannya waktu, masyarakat menantikan langkah-langkah konkret yang akan diambil oleh pihak berwenang untuk memastikan keamanan dan profesionalisme di sektor kesehatan, serta bagaimana RSUD Bintan menanggapi tantangan ini sebagai bagian dari perbaikan sistem mereka.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow