Sri Mulyani Ungkap Tantangan APBN: Banyak Tersedot untuk Bansos dan Subsidi Energi

Podnografi' Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan tantangan yang dihadapi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terkait alokasi dana yang signifikan untuk bantuan sosial (bansos) dan subsidi energi. Pada acara Hajatan Politik & Arah Ekonomi Bisnis 2024 di Jakarta, Sri Mulyani menyebut APBN sebagai peredam guncangan di tengah gejolak harga energi dan inflasi pangan. Pendapatan negara pada 2023 masih tumbuh positif, meskipun dianggap tumbuh rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam konteks ini, APBN 2024 yang sudah disahkan di DPR RI diharapkan tetap responsif terhadap dinamika global.

Menteri Keuangan menyoroti pertumbuhan pendapatan negara, yang meskipun tumbuh 3,1 persen pada 2023, dianggap positif mengingat baseline yang tinggi pada tahun-tahun sebelumnya. Sri Mulyani berkomitmen untuk menjaga APBN agar tetap mampu merespons prioritas pembangunan nasional di tingkat pusat dan daerah.

Selain itu, dia menyoroti upaya pemerintah dalam memberikan bantuan sosial kepada masyarakat, seperti program beras gratis 10 kg dan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp400 ribu untuk 18,8 juta keluarga penerima manfaat, sebagai upaya untuk mendorong daya beli masyarakat di tengah gejolak ekonomi dan El Nino.

Terkait kebijakan bansos dan subsidi energi, Sri Mulyani menegaskan bahwa APBN berperan sebagai shock absorber yang harus membelanjakan dana yang cukup besar. Meskipun demikian, dia juga menekankan perlunya menjaga keseimbangan antara kebijakan fiskal dan memastikan bahwa janji-janji dalam APBN 2024 tetap masuk akal dan dapat diterima oleh masyarakat. Pernyataan tersebut menjadi sorotan terutama mengingat program-program bansos yang diperluas menjelang Pilpres 2024, yang diarahkan untuk memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat di tengah berbagai tantangan ekonomi global dan domestik.